


SI KECIL Micah lahir pada bulan Agustus 2003. Sebuah mobil bertenaga bensin melarikan ibunya ke sebuah rumah sakit bersalin. Sebuah pusat pembangkit listrik tenaga batu bara menerangi rumah sakit tempat Micah memasuki dunia ini. Sistem pemanas pusat yang membakar gas alam menghangatkan ruangan tempat Micah menghirup napasnya yang pertama. Jika satu saja dari sumber-sumber tenaga tradisional ini mati, nyawa si kecil Micah bisa terancam.Mengapa Butuh Energi Baru?
Namun, sebuah laporan pers dari Lembaga Pengamat Dunia baru-baru ini menyatakan, ”Batu bara adalah bahan bakar fosil yang paling tinggi kandungan karbonnya, melepaskan 29 persen lebih banyak karbon per unit energi daripada minyak bumi, dan 80 persen lebih banyak daripada gas alam. Batu bara bertanggung jawab atas 43 persen emisi karbon dunia per tahun—kira-kira 2,7 miliar ton.” Selain dampaknya terhadap lingkungan, apa pengaruh pembakaran batu bara terhadap kesehatan manusia? Sebagai contoh, laporan Global Environment Outlook dari Perserikatan Bangsa-Bangsa baru-baru ini menyatakan, ”Di Cina, asap dan partikel kecil dari pembakaran batu bara menyebabkan lebih dari 50.000 kematian dini dan 400.000 kasus baru bronkitis kronis per tahun di 11
MINYAK BUMI:▪ Dunia telah mengkonsumsi 75 juta barel minyak bumi per hari. Dari total cadangan minyak bumi dunia, yang volumenya diperkirakan 2 triliun barel, sekitar 900 miliar barel telah dikonsumsi. Pada kecepatan produksi sekarang ini, persediaan minyak bumi diprediksikan akan bertahan 40 tahun lagi.
Meskipun beberapa analis melihat merosotnya persediaan minyak sebagai masalah, yang lainnya merasa bahwa semakin cepat kita tidak bergantung pada minyak, itu justru semakin baik. Dalam Utne Reader, Jeremiah Creedon menulis, ”Mungkin satu-satunya hal yang lebih buruk daripada kehabisan minyak adalah tidak kehabisan minyak. Karbon dioksida yang kita ciptakan dengan membakar minyak terus memanaskan planet ini, tetapi ekonomi dan lingkungan biasanya masih dibahas sebagai persoalan yang terpisah.” Sambil menonjolkan konsekuensi ketagihan minyak oleh satu negeri saja, Komisi Penyiaran
▪ Selama kira-kira 20 tahun berikutnya, ”gas alam diperkirakan akan menjadi sumber energi utama yang paling cepat pertumbuhannya di dunia”, kata laporan IEO2003. Gas alam adalah bahan bakar fosil yang terbersih pembakarannya, dan diperkirakan bahwa bumi menyimpan cadangan besar gas alam.
Metana merupakan komponen utama gas alam, dan metana adalah ”gas rumah kaca yang sangat berbahaya. Sesungguhnya, metana memiliki kesanggupan untuk memerangkap panas hampir 21 kali lebih efektif daripada karbon dioksida”, kata asosiasi yang barusan dikutip. Meskipun demikian, sumber ini mengatakan bahwa penelitian besar-besaran yang dilakukan oleh Lembaga Perlindungan Lingkungan Hidup dan Institut Riset Gas ”menyimpulkan bahwa pengurangan emisi karena meningkatnya penggunaan gas alam jauh lebih besar manfaatnya daripada dampak berbahaya meningkatnya emisi metana”.
ENERGI ATOM:Kebergantungan pada tenaga nuklir terus berlanjut meskipun ada kemungkinan terjadinya bencana, seperti yang dialami pada tahun 1986 di Chernobyl di bekas Uni Soviet. New Scientist melaporkan bahwa ”reaktor-reaktor di Amerika sedang dilanda keretakan dan korosi” dan bahwa pada bulan Maret 2002, reaktor Davis-Besse di Ohio ”nyaris meleleh dan mengakibatkan bencana” akibat masalah korosi.
ANGIN: Manusia telah lama memanfaatkan tenaga angin untuk mendorong kapal layar, memutar kilangan, dan memompa air. Namun, dalam tahun-tahun belakangan ini, minat akan tenaga angin telah melanda dunia. Kincir-kincir angin canggih kini menghasilkan cukup banyak tenaga yang bersih dan dapat diperbarui untuk menyediakan listrik bagi 35 juta orang di seluas dunia.
MATAHARI: Sel fotovoltaik buatan manusia mengubah cahaya matahari menjadi listrik sewaktu sinar matahari menggerakkan elektron-elektron dalam sel itu. Di seluruh dunia, hampir 500 juta watt listrik dihasilkan dengan metode ini, dan pasar sel surya meningkat 30 persen per tahun. Namun, sekarang ini, sel fotovoltaik relatif kurang efisien, dan listrik yang dihasilkan sel ini lebih mahal daripada yang dihasilkan bahan bakar fosil. Selain itu, bahan-bahan kimia beracun, seperti kadmium sulfida dan galium arsenida, digunakan dalam membuat sel surya. Karena bahan kimia demikian akan bertahan di lingkungan hidup selama berabad-abad, kata Bioscience,”pembuangan dan daur ulang materi tersebut dalam sel yang sudah mati dapat menjadi masalah besar”.
▪ Jika sebuah lubang digali menembus kerak bumi hingga ke intinya yang panas, yang diperkirakan mencapai 4.000 derajat Celsius, temperatur akan meningkat, rata-rata sampai sekitar 30 derajat Celsius per kilometer galian. Tetapi, bagi orang-orang yang tinggal di dekat mata air panas atau celah vulkanis, panas bumi lebih mudah tersedia. Air atau uap panas yang dihasilkan titik-titik panas pada kerak bumi ini digunakan di 58 negeri untuk menghangatkan rumah dan menghasilkan listrik. Islandia memenuhi sekitar setengah kebutuhan energinya dengan memanfaatkan tenaga geotermal, atau panas bumi. Negeri-negeri lain, seperti
▪ Pusat-pusat pembangkit listrik tenaga air telah menyediakan lebih dari 6 persen kebutuhan energi dunia. Menurut laporan International Energy Outlook 2003, selama dua dekade berikut, ”sejumlah besar peningkatan sumber energi yang dapat diperbarui akan dihasilkan dari proyek-proyek pembangkit listrik tenaga air berskala besar di negeri-negeri berkembang, khususnya yang di
HIDROGEN:
▪ Hidrogen merupakan gas mudah terbakar yang tak berwarna dan tak berbau serta merupakan unsur yang paling limpah di alam semesta. Di bumi, hidrogen merupakan bagian yang integral dari jaringan tubuh tanaman dan hewan, merupakan komponen bahan bakar fosil, dan merupakan salah satu dari dua komponen yang membentuk air. Selain itu, pembakaran hidrogen lebih bersih dan lebih efisien daripada bahan bakar fosil.
Jurnal Science News Online menyatakan bahwa air ”dapat dibelah menjadi hidrogen dan oksigen sewaktu dilewati listrik”. Meskipun metode ini bisa menghasilkan hidrogen yang limpah, jurnal tersebut mengatakan bahwa ”proses yang tampaknya sederhana ini belum ekonomis”. Pabrik-pabrik telah memproduksi sekitar 45 juta ton hidrogen di seluruh dunia, terutama untuk digunakan dalam pupuk dan zat pembersih. Tetapi, hidrogen ini diambil dengan proses yang melibatkan bahan bakar fosil—proses yang juga mengeluarkan gas karbon monoksida yang beracun dan gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida.
Meskipun demikian, banyak orang menganggap hidrogen sebagai bahan bakar alternatif yang paling bagus prospeknya dan merasa bahwa hidrogen bisa memuaskan kebutuhan manusia akan energi di masa depan. Pandangan yang optimis ini didasarkan atas perkembangan pesat baru-baru ini berupa suatu alat yang dikenal sebagai sel bahan bakar (fuel cell).
▪ Sel bahan bakar adalah alat yang menghasilkan listrik dari hidrogen—bukan dengan membakarnya, melainkan memadukannya dengan oksigen dalam suatu reaksi kimia yang terkendali. Jika yang digunakan adalah hidrogen murni dan bukan bahan bakar fosil yang kaya hidrogen, satu-satunya produk sampingan dari reaksi tersebut adalah panas dan air.
Pada tahun 1839, seorang hakim dan dokter Inggris bernama Sir William Grove mengembangkan sel bahan bakar yang pertama. Tetapi, sel bahan bakar terlalu mahal untuk dibuat, dan bahan bakar serta komponennya sulit didapat. Maka, teknologi ini tidak diteruskan sampai pertengahan abad ke-20, sewaktu sel bahan bakar dikembangkan untuk mentenagai pesawat luar angkasa Amerika. Pesawat luar angkasa modern masih menggunakan sel bahan bakar, tetapi teknologi itu kini sedang dikembangkan untuk digunakan di bumi.
Dewasa ini, sel bahan bakar sedang dikembangkan untuk mengganti mesin pembakaran internal dalam kendaraan bermotor, menyediakan listrik bagi bangunan komersil dan rumah tangga, serta mentenagai alat elektronik kecil, seperti ponsel dan komputer. Meskipun demikian, pada saat artikel ini ditulis, tenaga yang dihasilkan oleh pusat pembangkit listrik tenaga sel bahan bakar yang ada empat kali lipat lebih mahal daripada tenaga yang dihasilkan dari bahan bakar fosil. Namun, ratusan juta dolar sedang diinvestasikan untuk mengembangkan teknologi yang masih baru ini.
Manfaat energi yang lebih bersih terhadap lingkungan sudah jelas. Tetapi, penerapannya dalam skala besar kemungkinan akan tetap terhalang oleh biayanya. Laporan IEO2003 mengatakan, ”Banyak dari perkiraan tentang peningkatan permintaan energi di masa depan . . . adalah untuk bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam, dan batu bara), karena diantisipasi bahwa harga bahan bakar fosil akan tetap relatif rendah, dan bahwa biaya untuk menghasilkan energi dari bahan bakar lain akan jauh lebih tinggi.”
Selanjutnya click judul link berikut: Menemukan Sumber Segala Energi
Appeared in Awake! March 8, 2005




