Tom Hanks & Ayelet Zurer outside
thePantheon/penelusuran google
Apakah benar, Agama dan ilmu pengetahuan dapat berjalan beriringan seperti yang kita semua harapkan? itu bisa saja kalau cuma sekadar acuannya toh cuma di film. Tapi terkadang film dapat membawa kita kepada keharuan dan sedikit menggugah emosi sewaktu menonton jalannya narasi di dalam gedung bioskop. Apalagi melihat aksi kepahlawanan seorang Camerlengo Carlo Ventresca, tadi nya penonton pasti berpikir dia betul-betul seorang pastur yang baik setia dan bijaksana karena menyelamatkan nyawa ribuan orang yang ada ada di St. Peter's Square
St. Peter's Square (facing Saint Peter's Basilica)/penelusuran gambar ke Wikipedia
Seperti dapat kalau di baca di sinopsis fimnya, ternyata sang father ini menciptakan issue tentang kelompok Illuminati, sekte yang murtad terhadap gereja yang sebenarnya adalah skenarionya sendiri untuk ambisi jahatnya, Camerlanggo sebenarnya dianggap seperti tokoh demons yang berperan bak malaikat dalam film ini.... dan banyak yang menyimpulkan betapa kejahatan dan kebaikan—surga dan neraka hanya sebatas garis tipis. Hal itu benar jika dipandang dari sudut sekuler, dalam film itu terdapat dialog-skripnya bahwa Gereja Katolik Roma dan hal-hal duniawi sungguh begitu dekat, dimana setiap penganut mudah berkompromi dengan hal-hal duniawi. Buktinya Robert Langdon/Tom Hanks mengatakan, "bahwa hal yang biasa ketika satu kelompok agama baru, mengambil dan mengadopsi tradisi turun temurun untuk dijadikan sebuah tatacara dan kebiasaan beribadat agar mudah diterima dan mudah diingat seperti tanggal 25 Desember"—Langdon menyinggung tentang kaum Pagan dan penyembahan dewa matahari.
Alasan lain, kenapa dalam film itu menyorot Katolik sebagai agama sekuler dan tidak menjaga kesucian suatu kekristenan—adalah pertama, karena kebijakan para kardinal dan uskup untuk menutupi perbuatan dan motif jahat dari asisten Paus yang telah wafat yakni Camerlanggo sebagai pembunuh (lihat empat lokasi rencana pembunuhannya dan simbol ambigram) dan ke-2 mereka merencanakan menobatkan dia sebagai Santo! (santo artinya orang suci yang telah wafat sebagai martir atau karena kematian biasa). Luar biasa bukan kedok mereka untuk mempertahankan kesucian dan kebaikan yang semu dan palsu! sama seperti sepak terjang setan yang di uraikan dalam artikel disini yang pura-pura kelihatan suci dan saleh untuk menutupi jejak jatidirinya.Alasan berikut, adalah bahwa sepanjang sejarah kalangan pemimpin gereja memang menghukum mati dan manganggap bidah orang-orang yang menyingkapkan kebenaran Alkitab dan bahkan membacanya dan menyingkirkan para tokoh-tokoh ilmuwan yang menjelaskan bahwa bentuk bumi ini tidak datar, bahwa bumi digantung pada kehampaan yang membuktikan bahwa buku tertua itu (yang disebut didunia maya itu sebagai buku panduan kehidupan) sudah menjelaskan tentang hal-hal yang bersifat ilmiah puluhan abad sebelum keberadaan agama modern tersebut.
Jadi, Ilmu pengetahuan dan agama sejalan dengan pemahaman yang ada dalam kitab-kitab suci, sains justru mendekatkan umat manusia kepada sang Pencipta itu. Kesan inilah yang terdapat dalam film ini, yang sebenarnya lebih dari sekadar membuat sains dan agama berjalan beriringan tetapi justru perlu disatukan.//iblogronnp.com