UPAYA UNTUK PENERBANGAN YANG AMAN
Serangan 11 September 2001 mengantar kita memasuki era baru agresi teroris yang mencekam. Maskapai penerbangan menjadi sarana untuk mencapai tujuan yang memautkan, dan pesawat terbang menjadi bom molotov. Akibatnya, muncullah suatu pola baru berupa penumpang yang ketakutan; Selain itu serangkaian kecelakaan pesawat yang fatal tetapi tidak berkaitan dengan terorisme (pesawat jatuh atau tidak lepas landas dengan baik) membuat banyak orang semakin takut terbang...
Serangan 11 September 2001 mengantar kita memasuki era baru agresi teroris yang mencekam. Maskapai penerbangan menjadi sarana untuk mencapai tujuan yang memautkan, dan pesawat terbang menjadi bom molotov. Akibatnya, muncullah suatu pola baru berupa penumpang yang ketakutan; Selain itu serangkaian kecelakaan pesawat yang fatal tetapi tidak berkaitan dengan terorisme (pesawat jatuh atau tidak lepas landas dengan baik) membuat banyak orang semakin takut terbang...
Hanya beberapa minggu sebelum tanggal 11 September, Alex merasa bahwa ia hampir berhasil menaklukan rasa takutnya untuk terbang. Seraya pesawat penumpang yang ia naiki melesat dari Atena menuju Boston, manajer humas berusia berusia 42 tahun ini mulai mengalami serangan panik ringan—jantungnya mulai berdebar-debar dan telapak dan dahinya berkeringat.
Gambar Awake! December 8, 2002
Tetapi, ia tahu apa yang perlu ia lakukan. Ahli terapi yang mencoba membantu dia mengatasi rasa takut terbangnya telah memberi tahu dia untuk menarik napas dalam-dalam, membayangkan pemandangan yang indah, dan mencengkram kuat-kuat sandaran tangan, lalu melepaskannya empat kali setiap menit. Ketika tubulensi dan suara-suara yang menakutkan hampir membuatnya panik dan tak berdaya, Alex membayangkan dirinya berada di sebuah pantai yang tenang, "Saya mengira telah membuat kemajuan yang nyata," kata Alex.
Gambar Awake! December 8, 2002
Tetapi, ia tahu apa yang perlu ia lakukan. Ahli terapi yang mencoba membantu dia mengatasi rasa takut terbangnya telah memberi tahu dia untuk menarik napas dalam-dalam, membayangkan pemandangan yang indah, dan mencengkram kuat-kuat sandaran tangan, lalu melepaskannya empat kali setiap menit. Ketika tubulensi dan suara-suara yang menakutkan hampir membuatnya panik dan tak berdaya, Alex membayangkan dirinya berada di sebuah pantai yang tenang, "Saya mengira telah membuat kemajuan yang nyata," kata Alex.
Jutaan penumpang pesawat telah mengalami takut untuk terbang. Pada tahun-tahun belakangan ini, banyak yang mencari bantuan ke kursus-kursus yang dirancang untuk mengatasi rasa takut terbang, seringkali atas bujukan keluarga, majikan dan maskapai pernerbangan, yang semuanya ingin mendorong mereka untuk mau terbang. Bagi kebanyakan penumpang, kursus-kursus itu terbukti bermanfaat, banyak klinik membanggakan tingkat kesuksesan hingga 90 persen.
Tetapi peristiwa 11 September mengubah semuanya. Alex langsung berhenti dari kursus yang ia jalani. Dan, yang mengecewakan, ia juga membatalkan rencana untuk terbang menemui seorang calon klien yang begengsi. "Rasa takut saya untuk terbang ditambah serangan teroris," kata Alex, "tidak dapat lagi saya atasi. Terapi tidak mempersiapkan saya untuk hal itu."
Sebagai dampak lanjutan kehancuran yang memautkan itu, seluruh wilayah bandara dan keamanan pesawat sedang diperiksa dengan cermat dan intensif. Dalam sebuah dengar pendapat di kongres, inspektur jenderal Departemen Perhubungan AS, Kenneth M. Mead, menyatakan, "Terlepas dari tuntutan keamanan yang sudah ada dan yang baru, masih ada celah-celah keamanan yang mengkhawatirkan serta beberapa.... titik rawan yang perlu ditutup." Apa yang sedang dilakukan untuk menutup celah-celah itu?
Tetapi peristiwa 11 September mengubah semuanya. Alex langsung berhenti dari kursus yang ia jalani. Dan, yang mengecewakan, ia juga membatalkan rencana untuk terbang menemui seorang calon klien yang begengsi. "Rasa takut saya untuk terbang ditambah serangan teroris," kata Alex, "tidak dapat lagi saya atasi. Terapi tidak mempersiapkan saya untuk hal itu."
Kemanan Sedang Diperiksa dengan Cermat
Para penumpang yang resah juga menyatakan bahwa pertanyaan yang rutin yang diajukan kepada para penumpang yang naik ke pesawat diajukan kepada para pembajak pada tanggal 11 September itu, seperti, "Adakah seseorang yang tidak Anda kenal meminta Anda membawakan suatu barang dalam penerbangan ini? Adakah barang bawaan Anda dalam perjalanan ini yang lepas dari pengawasan Anda sejak saat Anda mengepakannya? Pastilah para pembajak memberikan jawaban yang sama dengan jawaban kebanyakan orang. "Tidak!" Beberapa pakar keamanan juga memandang keberhasilan para pembajak naik pesawat sebagai bukti longgarnya keselamatan perjalanan udara. "Tidak seorang pun atau apa pun yang dapat memaksakan perubahan," ujar Jim McKenna, mantan direktur Aliansi Keselamatan Penerbangan (ASA). "Perpaduan empat pesawat yang dibajak dan dihancurkan itu, dengan ribuan orang yang tewas, mungkin cukup untuk memakasakan perubahan itu."Sebagai dampak lanjutan kehancuran yang memautkan itu, seluruh wilayah bandara dan keamanan pesawat sedang diperiksa dengan cermat dan intensif. Dalam sebuah dengar pendapat di kongres, inspektur jenderal Departemen Perhubungan AS, Kenneth M. Mead, menyatakan, "Terlepas dari tuntutan keamanan yang sudah ada dan yang baru, masih ada celah-celah keamanan yang mengkhawatirkan serta beberapa.... titik rawan yang perlu ditutup." Apa yang sedang dilakukan untuk menutup celah-celah itu?
Fakta tentang Penerbangan
Menurut perkiraan, rasa takut terbang dialami oleh sebanyak 1 dari 5 penumpang. Akan tetapi, tidak semuanya merasa bahwa penerbangan tidak aman. Sering kali, kekhawatiran mereka berasal dari fobia lainnya, seperti takut ketinggian atau keramaian.
Menurut perkiraan, rasa takut terbang dialami oleh sebanyak 1 dari 5 penumpang. Akan tetapi, tidak semuanya merasa bahwa penerbangan tidak aman. Sering kali, kekhawatiran mereka berasal dari fobia lainnya, seperti takut ketinggian atau keramaian.
Skrining terhadap Ancaman Keamanan Potensial
Sewaktu seorang petugas keamanan senior pada sebuah maskapai penerbangan besar AS ditanya apakah ia takut terbang?, ia menjawab tanpa ragu-ragu, "Tidak, saya percaya kepada CAPS." Yang ia maksudkan adalah sebuah sistem yang disebut Computer Assisted Passanger Screening (Skrining Penumpang dengan Bantuan Komputer), yang mencatat setiap tiket yang dijual oleh maskapai penggunanya. Sistem ini menunjukan apakah selembar tiket dibeli dari kantor tiket maskapai atau biro penjualan atau melalui internet.
Sistem ini mencatat data-data lain seperti apakah penumpang itu terbang sendirian atau bersama anggota keluarga atau dengan rekan lainnya, serta perincian seperti hal apapun yang diketahui tentang keterkaitan kriminalnya atau kasus-kasus perbuatannya yang tercela terhadap maskapai, personelnya, atau propertinya.
Setiap kali penumpang check-in di bandara, informasi ini akan diverifikasi dan diperbaharui dengan data terakhir, termasuk respons orang itu terhadap pertanyaan-pertanyaan skrining. Perincian yang tepat dari data yang terkumpul dan pemrosesannya serta metode penentuan profil (analis data untuk menentukan apakah seseorang merupakan ancaman keamanan potensial) yang digunakan masih merupakan salah satu rahasia yang paling ketat dijaga oleh maskapai. Berbagai sistem yang mirip dengan CAPS digunakan diseputar dunia, beberapa memiliki hubungan langsung ke pemerintah dan lembaga kepolisian internasional lainnya, seperti Interpol. Di banyak bandara di Eropa, sistem pemeriksaan paspor dapat mencatat dan melacak riwayat penerbangan dan perjalanan seorang penumpang dari sebuah negara ke negara lainnya.
Penentuan profil dan skrining penumpang
Sistem ini mencatat data-data lain seperti apakah penumpang itu terbang sendirian atau bersama anggota keluarga atau dengan rekan lainnya, serta perincian seperti hal apapun yang diketahui tentang keterkaitan kriminalnya atau kasus-kasus perbuatannya yang tercela terhadap maskapai, personelnya, atau propertinya.
Setiap kali penumpang check-in di bandara, informasi ini akan diverifikasi dan diperbaharui dengan data terakhir, termasuk respons orang itu terhadap pertanyaan-pertanyaan skrining. Perincian yang tepat dari data yang terkumpul dan pemrosesannya serta metode penentuan profil (analis data untuk menentukan apakah seseorang merupakan ancaman keamanan potensial) yang digunakan masih merupakan salah satu rahasia yang paling ketat dijaga oleh maskapai. Berbagai sistem yang mirip dengan CAPS digunakan diseputar dunia, beberapa memiliki hubungan langsung ke pemerintah dan lembaga kepolisian internasional lainnya, seperti Interpol. Di banyak bandara di Eropa, sistem pemeriksaan paspor dapat mencatat dan melacak riwayat penerbangan dan perjalanan seorang penumpang dari sebuah negara ke negara lainnya.
Penentuan profil dan skrining penumpang
Penentuan profil ini dilakukan dengan asumsi bahwa orang-orang yang berniat jahat merupakan ancaman keamanan potensial yang lebih berbahaya daripada barang-barang yang dijinjing dan yang dimasukan kebagasi. Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan keamanan bandara, berbagai peralatan biometrik dan kartu pintar adalah pilihan yang sedang dipertimbangkan atau diterapkan.
Selain penentuan profil penumpang, upaya mencegah barang dan senyawa berbahaya masuk kedalam pesawat adalah masalah penting lain yang tercakup dalam keamanan bandara. Skrining yang dilakukan dengan mesin sinar-X ada keterbatasannya. Personel keamanan bandara merasa sulit untuk tetap tanggap selama periode yang panjang, karena menatap gambar sinar-X yang buram dari barang-barang yang lewat di depan mata mereka bisa menjadi pengalaman yang membosankan. Pada waktu yang sama maknetometer berulang-ulang membunyikan alarm palsu, mendeteksi kunci rumah, uang logam, dn gesper ikat pinggang.
Dalam minggu-minggu dan bulan-bulan setelah peristiwa 11 september itu, para penumpang diperiksa dengan diraba dan barang-barang diperiksa satu persatu di banyak bandara di seputar dunia. Dalam banyak kasus penggeledahan dilakukan sekali lagi terhadap para penumpang dan barang bawaan. Tindakan pencegahan jenis ini sudah biasa bagi para pelancong Eropa, yang melihat hal itu diterapkan secara luas selama tahun 1970-an, manakala pembajakan mencapai puncaknya. Sekarang, para penumpang dilarang membawa alat-alat tajam apapun ke dalam pesawat. Hanya penumpang bertiket yang diperbolehkan melewati pos pemeriksaan. Banyak penumpang sudah terbiasa dengan antrean check-in yang lebih panjang dan keberadaan personel militer bersenjata diterminal bandara.
Yang tidak disadari kebanyakan penumpang adalah bahwa lembaga penerbangan memiliki sistem pemeriksaan yang ketat dan cermat. Kebutuhan akan perbaikan diantisipasi melalui pemantauan buku riwayat mesin pesawat secara seksama. Sebenarnya, lembaga semacam itu mengharuskan pesawat dan mesinnya menjalani pemeriksaan dan perawatan yang saksama menurut jadwal yang ketat—jauh lebih sering daripada mobil pada umumnya—sekalipun pesawatnya sama sekali tidak bermasalah.
Petugas pemeliharaan pada sebuah maskapai besar dapat memberi kesaksian tentang hal ini. "Selama hampir 15 tahun berkecimpung dalam industri ini," ujarnya, "saya belum pernah melihat, berbicara, atau mengamati seseorang yang bekerja di bagian pemeliharaan yang tidak menganggap masalah keselamatan dengan sangat serius. Bagaimanapun juga, teman dan keluarga sang karyawan juga terbang dengan pesawat yang mereka tangani, sehingga mereka tidak mau mengambil risiko."
Tanggung jawab pribadi merupakan beban yang sangat berat di pundak teknisi dan pekerja pemeliharaan pesawat. Seorang dari mereka mengenang, "Saya tidak akan pernah melupakan malam saat kami kehilangan sebuah DC-10 di Sioux City, Iowa. Pada waktu itu, saya bekerja sebagai teknisi pesawat, dan pekerjaan saya adalah melakukan inspeksi dan perbaikan kecil dalam bagian ekor pesawat jenis yang sama. Hingga saat ini, kami memiliki sedikit sekali informasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat yang jatuh itu. Saya ingat malam itu saya benar-benar tenggelam dalam pekerjaan saya, sambil bertanya-tanya, 'Apa yang terjadi dengan pesawat itu? Mungkinkah orang lain melewatkan sesuatu yang barangkali dapat saya cari tahu sekarang dan dengan demikian mencegah tragedi semacam itu terulang lagi? Apakah saya melakukan semuanya tepat seperti yang seharusnya saya lakukan? Saya menghabiskan banyak waktu di bagian ekor pesawat pada malam itu, terus memeriksa dan berpikir."
Para teknisi pesawat tetap diberi pelatihan dalam semua bidang pekerjaan mereka, dari tugas-tugas rutin hingga keterampilan lanjutan dalam pemeriksaan dan perbaikan. Kursus-kursus pelatihan kru diperbarui setiap tahun untuk memastikan segala macam situsi yang terpikirkan yang mungkin dihadapi, dari yang biasa sampai yang luar biasa.
Setelah sebuah tragedi pesawat terbang, data yang terkumpul di analisis dan dimasukan ke dalam simulator. Para pilot menguji dan insinyur pesawat menerbangkan simulator itu untuk melihat solusi apa yang mungkin dapat mereka temukan sehingga kru pesawat dapat mengatasi problem serupa dengan lebih baik di masa mendatang. Kemudian sebuah program pelatihan yang berkaitan dengan hal ini diselenggarakan bagi kru pesawat sehingga instruksi yang spesifik dapat diberikan. Pemeriksaan seperti ini juga menyebabkan perubahan pada desain pesawat dan komponennya, dengan harapan bahwa kegagalan semacam itu dapat ditarik hikmahnya dan dengan demikian dapat dikurangi.
Seorang pekerja pemeliharaan menyimpulkan, "Kami semua di beri tahu bahwa "keselamatan tidak terjadi karena kebetulan—hal itu harus direncanakan."
Bagi Alex, hal-hal ini merupakan tanda yang menentramkan dalam upayanya sendiri untuk menikmati penerbangan yang lebih aman. Ia masih sedikit berkeringat dan jantungnya agak berdebar-debar. Akan tetapi, seraya Alex meletakan barang-barang bawaannya yang telah digeledah dilaci kabin, ia mengatakan, "Sekarang saya merasa lebih baik."
[Keterangan]
Sumber: National Safety Council
Masih dalam seri ini:
Selain penentuan profil penumpang, upaya mencegah barang dan senyawa berbahaya masuk kedalam pesawat adalah masalah penting lain yang tercakup dalam keamanan bandara. Skrining yang dilakukan dengan mesin sinar-X ada keterbatasannya. Personel keamanan bandara merasa sulit untuk tetap tanggap selama periode yang panjang, karena menatap gambar sinar-X yang buram dari barang-barang yang lewat di depan mata mereka bisa menjadi pengalaman yang membosankan. Pada waktu yang sama maknetometer berulang-ulang membunyikan alarm palsu, mendeteksi kunci rumah, uang logam, dn gesper ikat pinggang.
Undang-Undang yang Lebih Ketat
Untuk mengimbangi keterbatasan tersebut, pemerintah menanggapi dengan mengeluarkan undang-undang yang memperketat keamanan bandara. di Amerika Serikat, undang-undang ini mengharuskan tas dimasukan ke pesawat hanya jika penumpangnya ikut naik, barang yang di bawa ke kabin diperiksa secara menyeluruh, dan skrining terhadap semua barang yang masuk bagasi untuk mencari bahan peledak, kesemuanya ini sudah harus diterapkan pada akhir tahun 2002. Pintu-pintu kokpit diperkuat dan dibuat lebih aman. Pelatihan tambahan untuk menghadapi krisis disediakan bagi personel maskapai. Para polisi udara bersenjata juga telah ditempatkan dalam penerbangan komersial.Dalam minggu-minggu dan bulan-bulan setelah peristiwa 11 september itu, para penumpang diperiksa dengan diraba dan barang-barang diperiksa satu persatu di banyak bandara di seputar dunia. Dalam banyak kasus penggeledahan dilakukan sekali lagi terhadap para penumpang dan barang bawaan. Tindakan pencegahan jenis ini sudah biasa bagi para pelancong Eropa, yang melihat hal itu diterapkan secara luas selama tahun 1970-an, manakala pembajakan mencapai puncaknya. Sekarang, para penumpang dilarang membawa alat-alat tajam apapun ke dalam pesawat. Hanya penumpang bertiket yang diperbolehkan melewati pos pemeriksaan. Banyak penumpang sudah terbiasa dengan antrean check-in yang lebih panjang dan keberadaan personel militer bersenjata diterminal bandara.
Perhatian Khusus pada Pemeliharaan
Bayangkan situasi yang sering terjadi ini: Setelah berhasil melewati sejumlah pemeriksaan bandara, akhirnya penumpang sampai di pintu gerbang keberangkatan, menunggu panggilan dari agen maskapai untuk naik ke pesawat. "Anda sudah dengar?" kata penumpang berjas abu-abu disebelahnya, "Ada penundaan karena masalah mekanis." Ia menunjukan gerak gerik putus asa dan menambahkan, "Saya harap mereka tidak menerbangkan kita tanpa mesin!"Yang tidak disadari kebanyakan penumpang adalah bahwa lembaga penerbangan memiliki sistem pemeriksaan yang ketat dan cermat. Kebutuhan akan perbaikan diantisipasi melalui pemantauan buku riwayat mesin pesawat secara seksama. Sebenarnya, lembaga semacam itu mengharuskan pesawat dan mesinnya menjalani pemeriksaan dan perawatan yang saksama menurut jadwal yang ketat—jauh lebih sering daripada mobil pada umumnya—sekalipun pesawatnya sama sekali tidak bermasalah.
Petugas pemeliharaan pada sebuah maskapai besar dapat memberi kesaksian tentang hal ini. "Selama hampir 15 tahun berkecimpung dalam industri ini," ujarnya, "saya belum pernah melihat, berbicara, atau mengamati seseorang yang bekerja di bagian pemeliharaan yang tidak menganggap masalah keselamatan dengan sangat serius. Bagaimanapun juga, teman dan keluarga sang karyawan juga terbang dengan pesawat yang mereka tangani, sehingga mereka tidak mau mengambil risiko."
Tanggung jawab pribadi merupakan beban yang sangat berat di pundak teknisi dan pekerja pemeliharaan pesawat. Seorang dari mereka mengenang, "Saya tidak akan pernah melupakan malam saat kami kehilangan sebuah DC-10 di Sioux City, Iowa. Pada waktu itu, saya bekerja sebagai teknisi pesawat, dan pekerjaan saya adalah melakukan inspeksi dan perbaikan kecil dalam bagian ekor pesawat jenis yang sama. Hingga saat ini, kami memiliki sedikit sekali informasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat yang jatuh itu. Saya ingat malam itu saya benar-benar tenggelam dalam pekerjaan saya, sambil bertanya-tanya, 'Apa yang terjadi dengan pesawat itu? Mungkinkah orang lain melewatkan sesuatu yang barangkali dapat saya cari tahu sekarang dan dengan demikian mencegah tragedi semacam itu terulang lagi? Apakah saya melakukan semuanya tepat seperti yang seharusnya saya lakukan? Saya menghabiskan banyak waktu di bagian ekor pesawat pada malam itu, terus memeriksa dan berpikir."
Para teknisi pesawat tetap diberi pelatihan dalam semua bidang pekerjaan mereka, dari tugas-tugas rutin hingga keterampilan lanjutan dalam pemeriksaan dan perbaikan. Kursus-kursus pelatihan kru diperbarui setiap tahun untuk memastikan segala macam situsi yang terpikirkan yang mungkin dihadapi, dari yang biasa sampai yang luar biasa.
Setelah sebuah tragedi pesawat terbang, data yang terkumpul di analisis dan dimasukan ke dalam simulator. Para pilot menguji dan insinyur pesawat menerbangkan simulator itu untuk melihat solusi apa yang mungkin dapat mereka temukan sehingga kru pesawat dapat mengatasi problem serupa dengan lebih baik di masa mendatang. Kemudian sebuah program pelatihan yang berkaitan dengan hal ini diselenggarakan bagi kru pesawat sehingga instruksi yang spesifik dapat diberikan. Pemeriksaan seperti ini juga menyebabkan perubahan pada desain pesawat dan komponennya, dengan harapan bahwa kegagalan semacam itu dapat ditarik hikmahnya dan dengan demikian dapat dikurangi.
Seorang pekerja pemeliharaan menyimpulkan, "Kami semua di beri tahu bahwa "keselamatan tidak terjadi karena kebetulan—hal itu harus direncanakan."
Mengudara Lagi
Setelah empat bulan sengaja tidak terbang, Alex memutuskan bahwa kinilah saatnya untuk mengatasi fobianya. Keberadaan petugas polisi, dan pengawasan nasional di Bandara Internasional Logan di Boston tampak tidak mengganggunya. Barisan panjang check-in dan penggeledahan terhadap barang-barangnya sama sekali tidak membuatnya kesal.Bagi Alex, hal-hal ini merupakan tanda yang menentramkan dalam upayanya sendiri untuk menikmati penerbangan yang lebih aman. Ia masih sedikit berkeringat dan jantungnya agak berdebar-debar. Akan tetapi, seraya Alex meletakan barang-barang bawaannya yang telah digeledah dilaci kabin, ia mengatakan, "Sekarang saya merasa lebih baik."
Kemungkinan dalam setahun versus seumur hidup:
Celaka ialah 1 banding / hidup 1 banding:
Kendaraan bermotor 6.212 / 81
Pembunuhan 15. 104 / 197
Mesin 65.000 / 3.500
Kecelakaan pesawat terbang 390.000 / 5.100
Tenggelam di bak mandi 802.000 / 10.500
Binatang, tanaman berbisa 4,2 juta / 55.900
Kilat 4,3 juta / 56.000
Sumber: National Safety Council
Masih dalam seri ini:
"SADARLAH AKAN KESELAMATAN"
TERBANG setinggi 11 kilometer di atas bumi bisa menjadi pengalaman yang menakutkan bagi beberapa orang. Hal itu sepertinya melawan hukum alam. Seraya standar keselamatan dan keterandalan perjalanan udara mencapai puncaknya yang baru, bahaya-bahaya yang mungkin terjadi sewaktu melesat melintasi atmosfer dalam sebuah tabung logam yang tipis telah diminimalkan. Akan tetapi, sekali waktu, kenyataan pahit mengingatkan kita bahwa kecelakaan dapat saja terjadi.
Hal itu sangat penting untuk diingat seandainya kita merasa sulit untuk bereaksi secara rasional sewaktu orang lain yang memegang kendali. Beberapa orang mungkin cenderung berpikir, ’Semakin banyak yang dapat saya kendalikan, semakin kurang menyeramkan situasinya.’ Jika itu masalahnya, orang-orang semacam itu mungkin mengalami kesulitan dalam situasi-situasi manakala mereka memiliki sangat sedikit atau tidak ada kesempatan untuk menjalankan kendali. Perjalanan udara merupakan salah satu dari situasi-situasi tersebut.
Terlepas dari upaya untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, tidak seorang pun hendaknya cepat berpuas diri. Semua yang tersangkut dengan perjalanan udara dapat bekerja sama dalam meminimalkan bahaya keselamatan yang potensial. Namun, pihak berwenang memperingatkan akan ancaman yang terus ada. Sebuah peribahasa yang bijak dari Alkitab mengatakan, ”Orang yang bijaksana menghindar apabila melihat bahaya.” (Amsal 22:3, Bahasa Indonesia Sehari-hari) Adalah bijaksana untuk menyadari adanya unsur risiko dalam hampir setiap kegiatan. Untuk memiliki kerangka berpikir yang benar, ingatlah bahwa penerbangan menuntut tindakan pencegahan yang masuk akal yang serupa dengan yang akan Anda ambil untuk melindungi keselamatan Anda dalam situasi lain.
Orang-orang yang sering terbang boleh jadi lebih diperlengkapi untuk mengurus diri mereka sendiri pada masa-masa sulit ini. Hal ini dikarenakan orang yang sering bepergian umumnya lebih terbiasa dengan bandara dan pesawat terbang dibanding penumpang lain. Anda dapat memperoleh keterbiasaan dan ketenangan seperti mereka dengan mengikuti langkah-langkah sederhana yang diuraikan dalam kotak pada artikel ini.
▪ Datanglah lebih awal. Dengan merencanakan untuk mempunyai waktu ekstra di bandara sebelum keberangkatan, Anda akan rileks, tidak terburu-buru, dan menghindari stres akibat hal-hal tak terduga atau ketidaknyamanan yang timbul.
▪ Sewaktu memilih maskapai penerbangan, carilah maskapai yang terutama digunakan oleh orang yang bepergian untuk bisnis. Mereka berpengalaman, membawa sedikit barang, dan menginginkan semuanya serbacepat.
▪ Sebelum Anda berjalan melewati pintu detektor logam, tanggalkan barang-barang yang menurut Anda dapat memicu alarm. Hal ini mencakup kunci, koin, perhiasan, dan ponsel. Serahkan barang-barang tersebut kepada petugas seraya Anda hendak melangkah melewati pintu itu.
▪ Rebahkan tas dan bawaan lainnya sesejajar mungkin di atas ban berjalan; jika petugas di belakang monitor sinar-X melihat gambar yang tumpang tindih, ia mungkin akan meminta Anda membongkar tas Anda atau melewatkannya sekali lagi.
▪ Sebutkan barang apa pun yang Anda antisipasi akan menarik perhatian kepada petugas, misalnya mandolin perak antik dari nenek Anda. Jika sang petugas puas dengan penjelasan yang masuk akal akan gambar aneh pada monitor, kecil kemungkinan baginya untuk bersikeras memeriksanya. Jika waktu Anda benar-benar sempit, keluarkan barang itu lebih awal dan mintalah untuk diperiksa langsung.
▪ Jika alarm berbunyi, bekerjasamalah dan segera berikan penjelasan. Jika petugas tahu bahwa bunyi alarm itu disebabkan oleh barang yang tersembunyi, ia akan mengisyaratkan Anda untuk mendekati rekannya yang memiliki tongkat detektor logam.
▪ Satu cara yang pasti untuk tidak jadi terbang adalah bergurau tentang pembajakan atau bom. Selain mengalami penggeledahan yang saksama oleh petugas keamanan bandara, Anda bisa dituduh melakukan kejahatan.
TERBANG setinggi 11 kilometer di atas bumi bisa menjadi pengalaman yang menakutkan bagi beberapa orang. Hal itu sepertinya melawan hukum alam. Seraya standar keselamatan dan keterandalan perjalanan udara mencapai puncaknya yang baru, bahaya-bahaya yang mungkin terjadi sewaktu melesat melintasi atmosfer dalam sebuah tabung logam yang tipis telah diminimalkan. Akan tetapi, sekali waktu, kenyataan pahit mengingatkan kita bahwa kecelakaan dapat saja terjadi.
Mengatasi Rasa Takut
Terlepas dari kenyataan itu, sejak lama berselang, manusia telah mengungkapkan suatu hasrat untuk terbang. Sepuluh abad sebelum Masehi, Raja Daud menulis, ”Oh, sekiranya aku bersayap seperti merpati! Aku akan terbang.” (Mazmur 55:6) Sebagaimana yang telah diperlihatkan, teknologi modern telah menjadikan penerbangan salah satu bentuk transportasi yang teraman. Memang, hal itu tidak sempurna. Tidak satu hal pun di dunia ini yang secara sempurna aman atau dapat diprediksi sepenuhnya.Hal itu sangat penting untuk diingat seandainya kita merasa sulit untuk bereaksi secara rasional sewaktu orang lain yang memegang kendali. Beberapa orang mungkin cenderung berpikir, ’Semakin banyak yang dapat saya kendalikan, semakin kurang menyeramkan situasinya.’ Jika itu masalahnya, orang-orang semacam itu mungkin mengalami kesulitan dalam situasi-situasi manakala mereka memiliki sangat sedikit atau tidak ada kesempatan untuk menjalankan kendali. Perjalanan udara merupakan salah satu dari situasi-situasi tersebut.
Terlepas dari upaya untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, tidak seorang pun hendaknya cepat berpuas diri. Semua yang tersangkut dengan perjalanan udara dapat bekerja sama dalam meminimalkan bahaya keselamatan yang potensial. Namun, pihak berwenang memperingatkan akan ancaman yang terus ada. Sebuah peribahasa yang bijak dari Alkitab mengatakan, ”Orang yang bijaksana menghindar apabila melihat bahaya.” (Amsal 22:3, Bahasa Indonesia Sehari-hari) Adalah bijaksana untuk menyadari adanya unsur risiko dalam hampir setiap kegiatan. Untuk memiliki kerangka berpikir yang benar, ingatlah bahwa penerbangan menuntut tindakan pencegahan yang masuk akal yang serupa dengan yang akan Anda ambil untuk melindungi keselamatan Anda dalam situasi lain.
Orang-orang yang sering terbang boleh jadi lebih diperlengkapi untuk mengurus diri mereka sendiri pada masa-masa sulit ini. Hal ini dikarenakan orang yang sering bepergian umumnya lebih terbiasa dengan bandara dan pesawat terbang dibanding penumpang lain. Anda dapat memperoleh keterbiasaan dan ketenangan seperti mereka dengan mengikuti langkah-langkah sederhana yang diuraikan dalam kotak pada artikel ini.
Menjelajah dengan Nyaman
Meskipun pos-pos pemeriksaan keamanan bermanfaat dan perlu, beberapa orang yang bepergian—khususnya yang sedang tergesa-gesa—cenderung menganggapnya sebagai gangguan. Mengingat keamanan di kebanyakan bandara sedang ditingkatkan, Anda bisa menerapkan saran-saran berikut untuk melewati pos pemeriksaan dengan lebih mudah:▪ Datanglah lebih awal. Dengan merencanakan untuk mempunyai waktu ekstra di bandara sebelum keberangkatan, Anda akan rileks, tidak terburu-buru, dan menghindari stres akibat hal-hal tak terduga atau ketidaknyamanan yang timbul.
▪ Sewaktu memilih maskapai penerbangan, carilah maskapai yang terutama digunakan oleh orang yang bepergian untuk bisnis. Mereka berpengalaman, membawa sedikit barang, dan menginginkan semuanya serbacepat.
▪ Sebelum Anda berjalan melewati pintu detektor logam, tanggalkan barang-barang yang menurut Anda dapat memicu alarm. Hal ini mencakup kunci, koin, perhiasan, dan ponsel. Serahkan barang-barang tersebut kepada petugas seraya Anda hendak melangkah melewati pintu itu.
▪ Rebahkan tas dan bawaan lainnya sesejajar mungkin di atas ban berjalan; jika petugas di belakang monitor sinar-X melihat gambar yang tumpang tindih, ia mungkin akan meminta Anda membongkar tas Anda atau melewatkannya sekali lagi.
▪ Sebutkan barang apa pun yang Anda antisipasi akan menarik perhatian kepada petugas, misalnya mandolin perak antik dari nenek Anda. Jika sang petugas puas dengan penjelasan yang masuk akal akan gambar aneh pada monitor, kecil kemungkinan baginya untuk bersikeras memeriksanya. Jika waktu Anda benar-benar sempit, keluarkan barang itu lebih awal dan mintalah untuk diperiksa langsung.
▪ Jika alarm berbunyi, bekerjasamalah dan segera berikan penjelasan. Jika petugas tahu bahwa bunyi alarm itu disebabkan oleh barang yang tersembunyi, ia akan mengisyaratkan Anda untuk mendekati rekannya yang memiliki tongkat detektor logam.
▪ Satu cara yang pasti untuk tidak jadi terbang adalah bergurau tentang pembajakan atau bom. Selain mengalami penggeledahan yang saksama oleh petugas keamanan bandara, Anda bisa dituduh melakukan kejahatan.
Semoga Penerbangan Anda Aman!
Mungkinkah memilih penerbangan yang aman? Ya, tentu saja. Tidak soal penerbangan apa yang Anda pilih, peluang Anda untuk tiba dengan selamat sangat bagus. Jika kurang yakin, cari tahulah tentang riwayat keselamatan maskapai yang ingin Anda gunakan. Ingatlah bahwa meskipun ada kecelakaan udara, penerbangan masih dianggap salah satu cara teraman untuk mengadakan perjalanan.
Sementara itu, kita semua dapat menantikan suatu masa—di bawah pemerintahan Allah atas bumi—manakala ada keselamatan, keamanan, dan kepercayaan. Dalam keluarga umat manusia yang penuh damai dan takut akan Allah, tidak akan ada tempat bagi siapa pun yang berisiko merenggut kehidupan manusia. Orang-orang ”akan hidup dengan aman dan tenteram tanpa takut akan bencana”.—Amsal 1:33, Holy Bible—Contemporary English Version.
Sementara itu, kita semua dapat menantikan suatu masa—di bawah pemerintahan Allah atas bumi—manakala ada keselamatan, keamanan, dan kepercayaan. Dalam keluarga umat manusia yang penuh damai dan takut akan Allah, tidak akan ada tempat bagi siapa pun yang berisiko merenggut kehidupan manusia. Orang-orang ”akan hidup dengan aman dan tenteram tanpa takut akan bencana”.—Amsal 1:33, Holy Bible—Contemporary English Version.
Artikel terkait untuk mengetahui prosedur pemeliharaan pesawat—Isi selengkapnya click di link ini: "Apa yang Membuatnya Tetap Laik Terbang". Dari Jurnal Awake! yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa dan di sadur kembali dalam bahasa Indonesia ke dalam iblogronnp.com